Minggu, 19 Mei 2013

Tips Menangkap Kebohongan Lawan Bicara



Anda pasti mengenal anak Anda lebih baik daripada orang lain, tetapi Anda tidak bisa membedakan apakah dia sedang berbohong atau hanya gugup saat membicarakan masalah merokok. Atau mungkin Anda memiliki karyawan yang sering sekali beralasan pergi berobat ke dokter. Jika Anda ahli dalam membaca gerak tubuh, Anda pasti bisa membedakan yang berbohong dan yang tidak. Berikut ini Tips menangkap kebohongan lawan bicara Anda, menurut Marc Salem, penulis buku “The 6 Keys to Unlock and Empower Your Mind” sekaligus pengajar teknik interogasi untuk FBI dan Departemen Kepolisian New York:

1. Bagaimana Mengenali Gerakan Tubuh Orang Yang Sedang Berbohong? Bayangkan sebuah percakapan sebagai kesatuan sinyal. Carilah bagian yang terputus dari pola gerak-gerik normal seseorang. Gerakan tubuh tak lazim seperti mengepalkan tangan atau menggerakan kepala berulang-ulang, atau sikap duduk yang menjauhi Anda. Bayangkan seolah Anda sedang menyaksikan adegan tersebut dari video dan gambarnya diperlambat. Anda mengira Anda akan bisa menemukan inkonsistensi di sini, nanum ternyata tidak demikian halnya untuk kasus kebohongan. Justru dalam adegan dipercepat, Anda bisa melihat gerakan berulang tiba-tiba yang tidak Anda sadari sebelumnya karena bila dilihat dalam kecepatan normal, jarak gerakan-gerakan itu terpisah cukup jauh. Gerakan tersebut timbul akibat semacam reflek perasaan bersalah.

2. Apakah Para Pembohong Pernah Membeberkan Detail Kebohongannya?
Ya. Ketika Anda berbohong, tanpa disadari Anda akan berusaha keras untuk tak menceritakan semua detail, namun yang terjadi justru sebaliknya. Seseorang yang menutup mulutnya dengan tangan kiri sewaktu berbicara biasanya berbohong. Jika ia menengadah ke atas lalu menoleh ke kanan, dia mungkin sedang mengarang cerita, bukannya mengatakan yang sejujurnya. Saat mencoba mengingat hal yang sesungguhnya, biasanya orang akan menggerakan kepala kekiri, entah ke arah atas ataupun ke bawah. Atau ketika matanya melirik ke kanan, maka ia sedang menggali memori yang telah lalu, sebaliknya ketika ia melirik ke kiri dia mencoba berimajinasi atau mengarang cerita. Tetapi indikasi kebohongan adalah adanya pembesaran pupil. Hampir tak seorangpun bisa menghindari hal ini.

Mengapa Biji Mata Membesar?
Pupil yang membesar merupakan respon biologis terhadap reaksi emosional. Menunjukkan sedang mengalami tingkat perubahan emosi yang tinggi. Seseorang yang berbohong, kecuali ia menalami gangguan mental, akan merasakan ketidaknyamanan, meskipun hanya sedikit. Ketidaknyamanan tersebut berakibat pada reaksi fisik yang tidak bisa dikendalikan oelh yang bersangkutan. Satu-satunya cara untuk berbohong dengan sukses adalah menggunakan metode sandiwara, berpura-pura menjadi orang lain dan Anda harus merasa yakin terhadap semua yang Anda katakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar